Skip to content

Tips Investasi di Aset Berupa Tanah dan Rumah

  • by

Berinvestasi di bidang properti memang masih menjadi incaran para pebisnis tanah air. Selain memang dinilai sebagai sektor yang menguntungkan, investasi di tanah dan rumah tidak membutuhkan banyak biaya serta usaha untuk pemeliharaan. Harganya yang terus naik dari waktu ke waktu juga semakin menambah minat para pebisnis untuk berinvestasi di sektor ini. Untuk itulah, banyak para investor yang mencari tips investasi di asset berupa tanah dan rumah agar hasil yang mereka dapat tinggi.

Sektor properti memang nyatanya mendapat perhatian khusus di pasar. Permintaannya yang tergolong tinggi namun tidak disertai ketersediaan yang mencukupi tentunya membuat harga jual di bidang ini relatif tinggi. Maka tidak heran, jika tanah dan rumah banyak dijual dalam waktu yang telah ditentukan. Dengan perhitungan yang tepat, bisa jadi untung yang didapat bisa berkali-kali lipat. Selain untuk keperluan jual-beli, investasi di asset berupa tanah dan rumah nyatanya juga bisa menjadi bisnis sewa. Sekarang ini bahkan banyak yang menyewakan tanah untuk bisnis-bisnis besar dengan jangka waktu lama.

Sayangnya, berinvestasi di bidang ini juga butuh skill khusus. Diperlukan kecermatan dalam menilai peluang dan intuisi tinggi untuk pengambilan keputusan. Pasalnya, uang yang dipertaruhkan tidak main-main, bisa ratusan juta hingga milyaran rupiah. Bahkan dalam skala kecil pun, usaha properti paling tidak membutuhkan modal puluhan juta. Jadi sudah jelas bukan, kita tidak asal melangkah. Tentunya untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, diperlukan kiat khusus. Berikut ini adalah tips investasi di asset berupa tanah dan rumah agar mendatangkan keuntungan dan meminimalisir kerugian.

Pilih Tanah atau Rumah?

Tanah dan rumah memang aset yang sering menjadi pilihan dalam bisnis properti. Tapi yang jadi pertanyaan, diantara keduanya, manakah yang lebih memberi keuntungan? Tentunya untuk memutuskan, kita tidak bisa melihat dari satu sisi saja. Namun, ulasan berikut ini bisa dibilang berupa gambaran umum tentang mana yang lebih baik antara tanah atau rumah untuk investasi.

  1. Harga Tanah Umumnya Lebih Murah Dibanding Rumah

Harga sebuah tanah kosong ditaksir lebih murah dari tanah dengan bangunan. Sedangkan harga sebuah rumah tentunya lebih mahal dari harga tanah yang dikavling. Biasanya prosentase perbedaan harga sekitar 20% lebih mahal. Dan tentu saja ini terjadi dalam satu area yang sama. Berbeda area, berbeda pula harga tanah dan rumahnya. Antara tanah atau rumah, sebenarnya sah-sah saja keduanya. Tapi jika modalmu terbatas, ada baiknya tanah saja yang dijadikan pilihan.

www.pexels.com
  1. Kenaikan Capital Gain Tanah Lebih Tinggi

Pada umumnya, kenaikan harga tanah per tahun sekitar 20% hingga 25% dari harga semula. Jadi tentunya tanah akan mendatangkan keuntungan. Misalnya saja, seseorang membeli tanah tahun lalu dengan harga 50 juta rupiah. Tahun ini, tanah tersebut bisa laku di pasaran dengan harga sekitar 60 juta rupiah. Dalam setahun, 10 juta rupiah bisa didapat dengan mudah. Bayangkan jika tanah tersebut dijual beberapa tahun yang akan datang, pastinya harga yang dipasarkan juga akan meningkat tajam. Tapi tetap, kenaikan ini juga dilihat dari segi lokasi properti. Bahkan, tanah yang ada di lokasi dengan pembangunan infrastruktur di area sekitarnya bisa mengalami capital gain hingga 100% lho. Bagaimana? Menggiurkan, bukan?

  1. Biaya Perawatan Tanah tidak Banyak

Berbeda dari perawatan sebuah rumah yang mahal, tanah lebih murah. Tapi tentunya ada beberapa perawatan dasar yang diperlukan, seperti pagar di sekeliling tanah.

  1. Rumah Dapat Dimanfaatkan untuk Bisnis Lain

Meski tanah lebih mudah perawatannya dan lebih murah harganya, namun investasi di rumah juga mendatangkan keuntungan tersendiri yang tidak bisa didapat dari tanah lho. Rumah bisa disewakan untuk hunian, usaha, atau bahkan perluasan bisnis para pelaku usaha lainnya. Bahkan, bank dan property broker pun juga ikut andil dalam mempermudah investasi dalam bidang rumah.

  1. Tanah Sering tidak Mendapat Pemasukan

Meski tanah juga bisa disewakan, tapi hanya beberapa pebisnis besar saja yang biasanya bermain di dalam persewaan ini. Bahkan kadang, hasil pemasukan dari sewa tanah ini terbilang lebih kecil jika dibanding dengan membangun tanah untuk ruko yang disewakan.

  1. Memiliki Nilai tambah

Jika seseorang berinvestasi di asset berupa tanah, ada hal menarik yang bisa didapatkan, yakni sistem cluster. Sistem ini memang memungkinkan jika tanah yang dimiliki sangat luas. Dengan sistem cluster, hasil yang akan kamu dapat akan lebih tinggi. Menarik, bukan?

www.pexels.com

Jenis-jenis Tanah Untuk Investasi

Nah, bagaimana? Sudah memilih aset mana yang akan kamu investasi? Rumah atau tanah? Ada baiknya, saat kamu akan memulai investasi, simak hal-hal seputar tanah berikut ini :

  • Tanah Belum Berprospek Pembangunan

Salah satu jenis tanah ini memang bisa dibilang cenderung berharga miring. Pasalnya tanah jenis ini belum jelas kegunaannya, apakah akan dipakai untuk hunian atau malah industri. Jadi, bisa dikatakan juga tanah jenis ini tidak masuk dalam hitungan tata ruang. Namun, jangan salah… Jika tanah tersebut ke depannya dapat dipergunakan untuk hunian maupun industri dengan jalan besar yang menyertainya, maka bisa dipastikan harga tanah tersebut akan meroket naik dari waktu ke waktu. Tapi jika prediksi salah dan ternyata tanah tidak menguntungkan di mata calon pengembang, tentu saja harganya malah akan semakin merosot.

  • Tanah Berokasi Strategis

Sudah pasti, tanah dengan jenis ini akan laku di pasaran alias berharga mahal. Pasalnya, selain karena lokasinya yang strategis, para investor terkadang mau membayar mahal untuk jenis ini dengan harapan akan mendapat kenaikan keuntungan yang sepadan di kemudian hari.

  • Tanah Ideal

Harga tanah ideal biasanya lumayan bagus. Patokan lebarnya antara 40% sampai 75% dengan ukuran sekitar 12 x 20 m2 dan bisa juga sekitar 8 x 18 m2. Dengan ukuran itu, tanah ideal bisa dikatakan sempurna untuk prospek bangunan. Selain lokasinya yang bagus, hal-hal yang mengukutinya seperti kemiringan tanah, lingkungan sekitar, serta kepadatan tanah biasanya juga mendukung.

  • Tanah Kavling

Dalam buku “Menjadi Kaya Melalui Properti” karya Panangian Simanungkalit, tanah kavling terbagi lagi menjadi 6 tipe. Tipe-tipe tersebut ada yang berlokasi di jalan buntu, ada yang di tengah perumahan, ada yang disebut tusuk sate, dan ada pula yang malah mengunci bangunan lain. Terakhir, ada juga jenis tanah kavling yang disebut tanah bendera dan tanah hook. Hmmm, jadi penasaran ya!

Di dalam buku tersebut dijelaskan jika tanah kavling yang ada di jalan buntu biasanya memiliki bagian belakang yang melebar. Tanah jenis ini cocok jika dibangun sebuah hunian meski nantinya tidak terlalu ada lahan untuk parkir. Sementara itu, berbanding terbalik dengan tanah di jalan buntu, tanah kavling di tengan perumahan sangatlah ideal digunakan sebagai hunian. Selain terdukung dari lingkungan sekitar, tanah jenis ini juga biasanya memiliki harga yang relatif tinggi karena ada di tengah keramaian dengan kemananan yang terjaga.

www.pexels.com

Tanah kavling yang disebut sebagai tusuk sate sebenarnya malah memiliki kelebihan, yakni luasnya pandangan yang akan didapat. Namun tentu saja, ada kelebihan, ada kekurangan. Tanah jenis ini tidak terlalu bagus dari sisi keamanannya. Sementara itu, untuk tanah yang mengunci bangunan lain, justru memiliki kelebihan yakni memiliki lahan parkir yang luas. Hal ini terjadi karena bentuk tanah ini memanjang.

Tanah bendera merupakan tanah yang berbentuk bendera atau bisa dikatakan model L. Tentunya jenis tanah ini sangat tidak pas jika digunakan untuk bangunan komersial. Sementara itu, tanah hook atau yang dikenal dengan tanah sudut dapat dibangun untuk kepentingan komersial. Hal ini karena tanah jenis ini mempunyai sisa tanah dan muka bangunan yang lebih luas meski posisinya ada di paling sudut.

Bagaimana? Sudah paham kan dengan tipe-tipe tanah kavling?

Lokasi dan Prediksi Harga Properti

Setelah kamu paham nih dengan informasi jenis tanah diatas, kamu bisa membaca ulasan tentang kisaran harga properti berikut ini. Selain itu, ulasan ini juga dilengkapi dengan prediksi harga tanah tersebut dalam jangka waktu ke depan. Penasaran?

Kita ambil saja contoh tanah di Ibukota Jakarta. Sebagai daerah perkotaan, tentunya bisa dipastikan harga rata-rata tanah disana paling tidak akan menyentuh nilai 8 juta sampai 18 jutaan rupiah, tergantung dari potensi dan segala hal yang menyertainya. Bahkan, untuk harga tanah di Jakarta yang ada di kawasan berprospek pembangunan, harganya bisa naik hingga 10% sampai 30% lho. Dan hebatnya, hal ini bisa dicapai dalam beberapa tahun saja.

Selain Jakarta, Depok juga terbilang bagus untuk prospek investasi properti di masa depan. Harganya saat ini masih terjangkau, yakni sekitar 5 juta rupiah per meternya. Namun dalam beberapa tahun nanti, diprediksi harga tanah disana akan naik hingga 50% lantaran pesatnya pembangunan.

Beberapa kawasan selain Depok yang sejatinya juga bagus untuk prospek investasi properti, baik itu tanah maupun rumah adalah Grand Wisata dengan harga sekitar 5,4 juta rupiah per meternya. Ada pula Kota Deltamas dengan harga sekitar 3,5 juta rupiah, Kota Harapan Indah dengan kisaran sekitar 4,5 juta sampai 8 juta rupiah per meter, serta Kota Jababeka yang memiliki rentang harga sekitar 4,5 juta sampai 7 juta rupiah. Selain itu, masih ada juga kawasan Lippo Cikarang dan Summarecon Bekasi yang masing-masing ada di kisaran 7 juta dan 9 juta rupiah per meternya.

www.pexels.com

Tips Investasi di Aset Berupa Tanah dan Rumah

Setelah mengetahui hal-hal mendasar tentang investasi tanah dan rumah, sekarang sudah saatnya mengetahui tentang tips-tips berinvestasi di bidang tersebut. Silahkan simak ulasan berikut ini ya!

  1. Observasi Dulu Lokasi Investasi

Sebelum memutuskan berinvestasi di lahan properti yang kamu mau, ada baiknya kamu mengobservasi dulu lokasinya. Jangan hanya terpaku pada iklan saja karena hasilnya bisa fatal. Ingat, iklan dibuat untuk memancing pembeli. Jadi pintarlah dalam membeli. Simak segala sesuatu yang dirasa penting, misalnya saja kejelasan lokasi, batas-batas, area sekitar, hingga apa-apa saja yang ada di properti tersebut. Simak juga keuntungan dan kerugian investasi disana. Kamu bisa melihatnya dengan berjalan-jalan di sekeliling properti atau bahkan bertanya pada warga sekitar.

Untuk lokasi di daerah perkotaan, hal wajib yang harus kamu survey adalah apakah lokasi tersebut terkena banjir. Jika di area perbukitan, pastikan properti tidak akan dilanda longsor saat debit hujan tinggi. Perhatikan pula kondisi tanahnya, misalnya kerataan tanah, kontur tanah, kepadatan tanah, dan hal-hal lainnya. Selain menjaga keamanan, tentunya memastikan hal tersebut berguna untuk resiko bisnis di masa mendatang.

  1. Cari Tahu Tentang Pengembang Jika Ingin Membeli Rumah

Jika ingin berinvestasi di asset berupa rumah, ada baiknya kenali pengembangnya. Memilih asal developer yang bagus tentunya dapat mempercepat peningkatan hasil investasi. Biasanya, developer yang bagus akan memilih lokasi rumah yang menguntungkan, missal dekat fasilitas publik dan mudah dijangkau.

Cari juga info bangunan yang dirancang developer, misalnya saja seberapa besar ukuran rumah, bisakah digunakan untuk ladang bisnis yang menguntungkan, atau seberapa bagus rumah dibangun. Sesuaikan riset dengan tujuan investasi. Jika kamu ingin investasi di wilayah kota, maka risetlah rumah yang sesuai untuk karyawan perkantoran, dekat keramaian namun nyaman untuk istirahat, serta keamanan hunian. Mempertimbangkan adanya fasilitas pendukung juga menjadi poin plus dalam investasi rumah lho.

  1. Ketahui Perbedaan Rumah Pengembang dan Bersubsidi

Membeli sebuah rumah tidak bisa asal comot. Ketahui dulu model rumah tersebut, apakah rumah yang disubsidi atau rumah yang berasal dari sebuah pengembang. Tentunya keduanya memiliki perbedaan. Tentunya untuk sebuah investasi, ada baiknya memilih rumah yang tidak bersubsidi. Hal ini karena rumah subsidi hanya dibangun di area yang tidak begitu spesial dan tentunya kenaikan harga yang dimiliki tergolong lambat. Pasalnya memang tujuan rumah bersubsidi adalah hunian yang layak ditinggali saja, bukan berfokus pada prospek investasi.

Nah, berbeda dari rumah subsidi, rumah yang dibangun developer biasanya ada di daerah yang strategis, misalnya saja Gading Serpong. Kawasan tersebut merupakan lokasi potensial dengan prospek pertumbuhan penduduk yang bisa dibilang lumayan cepat. selain itu, rumah yang dibangun developer biasanya akan diikuti dengan berdirinya beberapa fasilitas penunjang di sekitar mereka. Bisa dilihat bukan, membeli rumah di kawasan tersebut akan menguntungkan dalam bisnis investasi. Bahkan bisa jadi capital gain yang didapat akan sangat tinggi mengingat harga pasar yang terus berkembang. Untuk saat ini, salah satu desain rumah yang sangat diminati pasar adalah rumah minimalis. Kamu bisa mencobanya dan membuktikan sendiri lho.

  1. Negosiasi Harga Sebaik Mungkin

Meski kamu punya banyak uang, jangan sampai membeli properti tanpa negosiasi. Disini tujuanmu adalah investasi, maka usahakan kamu mendapat harga properti dengan nilai terbaik yang bisa didapat. Kamu bisa menego dengan kelemahan-kelemahan properti yang akan kamu beli, misalnya lokasi, ukuran, atau aksesbilitasnya. Tentunya hal ini bisa kamu ketahui jika sudah mengobservasi lokasi. Tapi usahakan pula menawar dengan harga yang realitas. Jangan asal menawar, bisa-bisa kamu akan kehilangan properti tersebut begitu saja lantaran dinilai meremehkan penjual.

  1. Legalitas dan Kelengkapan Surat

Legalitas merupakan hal yang sangat penting yang tidak boleh dilewatkan saat croscek data. Entah itu untuk investasi atau tidak, saat membeli properti, kamu tidak bisa mengabaikan legalitasnya. Kamu juga tidak bisa mengabaikan kerumitan data hanya karena menyukai posisinya. Hal ini akan memberikan masalah di kemudian hari dan tentunya kamu tidak mau itu terjadi, bukan?

Tanah dan rumah memang memiliki hak-hak yang menyertainya. Hak ini biasanya ada yang berupa hak pakai saja, ada hak sewa, hak milik dan lain sebagainya. Jadi, saat membeli properti, pastikan dulu hak mana yang akan kamu dapat. Jangan sampai tertipu. Tentunya jika kita membeli tanah, maka hak yang harus didapat adalah hak milik, bukan hak sewa. Selain itu, pastikan pula kelengkapan surat-suratnya, seperti ada atau tidaknya sertifikat hak milik. Pastikan surat itu juga memiliki keabsahan yang jelas.

Kamu bisa mengeceknya jika kamu seorang ahli, atau bisa juga meminta bantuan notaris. Tentunya profesi tersebut akan lebih berpengalaman dan lebih memberikanmu keamanan dalam berinvestasi.

Nah, bagaimana? Sudah sangat jelas sekali, bukan?

Jika kamu seorang investor dan berniat untuk mencoba bidang properti berupa tanah dan rumah, hal-hal diatas merupakan gambaran dasar yang perlu kamu ketahui. Semoga ulasan ini memberikan banyak manfaat dan keuntungan.